6.6.13

Sudut Ibrah dan Peringatan Yang Berbeza

Salam Palestina, Syria, Rohingya dan doa buat Turki..

Bila hadirnya ulang waktu peristiwa Isra' dan Mi'raj, begitu banyak ibrah dan peringatan yang biasa disampaikan di celahan hiruk pikuk keramaian. Di surau, masjid dan media, pastinya simptom 'peringatan bermusim' ini menggamit muhasabah sejenak ke belakang akan peristiwa yang cukup berkait soal kepercayaan dan tauhid - pada yang benar-benar mengakui diri mereka beriman. 

Catatan kenangan saya mengenai Isra' dan Mi'raj pada sekitar pertengahan tahun 2010. Klik SINI.              (Hanyalah tidak lebih dari sekadar penulisan lama dalam proses penting menuju kematangan)

Saya terasa ingin menjustifikasikan bahawa adalah proses peringatan yang kita lalui setiap tahun dan berganti musim ini perlu kepada penelitian yang lebih baik pada tahun dan musim sebelumnya. Tidak semestinya soal isra' dan mikraj ini tetapi juga pada peristiwa dan ibrah yang selainnya.

Bahkan dalam kajian terperinci terhadap sesuatu ilmu juga misalnya, kita akan lebih mendalami berdasarkan kefahaman dari sudut yang berbeza-beza, dari pecahan pandangan ilmuan yang berbeza-beza bahkan secara  konsensus akhir kemungkinan kita juga ada pandangan berbeza terhadap sesuatu ilmu tersebut.

Inikan lagi dalam ibrah peristiwa seumpama ini?

Fokus Permasalahan : Rantaian Ulul Albab yang Terputus

Ini hemat saya, tidak bermasalah andainya berbeza 'cara memandang'. Cuma apa yang saya ingin simpulkan kebanyakan dari kita biasa mengulang bentuk peringatan yang sama, tentang definisi Isra', pemahaman mengenai 'Mikraj' pada satu klausa yang sama bertahun-tahun lamanya. Tidak lebih dari itu peringatan itu di-kaku-kan dengan hanya melalui sinopsis dari tentatif perjalanan pergi dan pulang baginda. 

Kurang pada yang membawa perbahasan ini lebih kepada tindakan - apa sebenarnya ibrah yang cukup lama meninggalkan kita ini pada - apa yang umat Islam kini perlu terkesan dan bertindak.

Qaradhawi dalam bukunya "Hari-hari Allah" (cetakan pertama 2013) membahaskan peristwa ini dalam dimensi berbeza, iaitu menyentuh lebih kepada desakan untuk umat Islam mempertahan Masjid Al-Aqsa. Perjuangan al-Aqsa ini tidak sekadar menjadi soalan di akhirat buat ummat Islam Palestin. Sandaran dari baginda juga mengingatkan,

"Sekumpulan daripada kalangan ummatku akan mempertahankan kebenaran, mereka mengalahkan musuh-musuh mereka dan orang-orang yang menentang mereka tidak dapat mengalahkan mereka dan mereka hanya mendapat sedikit kerosakan sehinggalah datangnya kiamat mereka tetap dalam keadaan demikian." Para sahabat bertanya, : Di manakah mereka hai Rasulullah?" Rasulullah menjawab " Di Baitul Maqdis dan sekelilingya."

( Hadis riwayat Abdullah bin Ahmad dan Thabrani - para perawinya thiqoh )

Al-Banna turut memandang bahawa peristiwa ini bukan sekadar perisitiwa semata-mata, bahkan tiupan semangat jihad turut berkumandang akan pentingnya perjuangan pembebasan Palestin yang menjadi tempat letaknya al-Aqsa.


Saya sangat mengharapkan, agar renungan peristiwa-peristiwa selain ini yang mendapat tempat di jiwa-jiwa yang merindui sentuhan peringatan dan ibrah kisah-kisah lampau, tetap dikisahkan namun pada perbahasan yang berbeza, bukan statik pada sudut peringatan yang sama untuk bertahun-tahun lamanya.

Wallahua'alam..

3 ingatan dari teman:

Fitrianto said...

Saya setuju akhi.. Mari kita tengok salah satu hadits dari Rosululloh SAW
Tidak boleh mengkhususkan melakukan perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina). (H.R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Abu Daud dari Abu Hurairah).

Landasan aqidah hadits di atas,juga dalil-dalil qath’i lainnya menunjukkan ketinggian, keutamaan, dan kemuliaan Masjid Al-Aqsha di dalam Islam. Hal tersebut menekankan pentingnya kaum muslimin memperhatikan Masjid Al-Aqsha serta menekankan tanggung jawab umat Islam di seluruh dunia dalam membela dan menjaga masjid tersebut. Umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikannya dikuasai oleh yang bukan haknya, seperti berlangsung saat ini. Masjid Al-Aqsha adalah hak milik yang sah, milik kita umat Islam (Al-Aqsha Haqquna).

fariQfitri said...

Alhamdulillah mendapat perincian dari saudara. Moga doa kita sampai kepada mereka. Nanti senang-senang kita ke sana ya hehe

fariQfitri said...
This comment has been removed by the author.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...